3SUM(2013 - Graha Visual Nusantara/Electronic City Entertainment)Written & Directed by Witra Asliga & Andri Cung ("Insomnights"), Andri Cung ("Rawa Kucing"), William Chandra ("Impromptu")Produced by Sendi SugihartoCast: Winky Wiryawan, Gesata Stella, Aline Adita, Natalius Chendana, Hannah Al Rashid, Dimas Argoebie, Joko AnwarBerbeda dengan film omnibus/kompilasi film pendek yang sebelumnya beredar, 3SUM terdiri dari 3 film berdurasi masing-masing lebih kurang 30 menit yang bisa dibilang tidak punya kesamaan dalam bentuk apa pun. Baik tema, genre, maupun gaya bercerita yang diangkat ketiganya berbeda satu dengan yang lain. Jika ada yang menyatukan, adalah bahwa ketiga film ini dibuat oleh sineas-sineas muda yang relatif masih baru dalam dunia perfilman—dan yang menarik ada salah satu penulis+sutradaranya yang merupakan rekan movie-blogger gw, pengelola salah satu blog sahabat di daftar tautan sebelah kanan (etapi gw review jujur loh, percaya deh, liat aja *lap keringet*). Konon memang niatnya memberikan complete experience dalam satu tontonan, semacam paket hemat menonton tiga film beda jenis seharga satu tiket, yaitu horor dalam "Insomnights", drama roman dalam "Rawa Kucing", dan laga dalam "Impromptu". Karena emang kayaknya nggak bisa dibahas secara satu kesatuan, gw mau coba bahas masing-masing film aja kali ya.
Dalam "Insomnights", Morty (Winky Wiryawan) mengalami insomnia akut dan parahnya lagi ia sering melihat penampakan yang enggak-enggak di sekitar kamarnya. Film ini bisa dikatakan tepat untuk jadi appetizer, yah karena konsep yang diangkat cukup mengundang kepenasaranan. Namun kalau mau jujur "Insomnights" seperti agak kurang rapi dalam mengungkapkan misterinya, nyaris terasa random, dan tokoh Morty sendiri tidak diberikan tujuan dalam cerita. Mengapa dan untuk apanya bener-bener disimpan di ujuuung banget, tapi tokoh Morty sendiri tidak menggerakkan cerita, selain mengalami ini itu tanpa ingin tahu apa yang terjadi hingga akhirnya terungkap semua dengan sendirinya tanpa sebab-musabab. Konsep dan idenya sih oke, beberapa adegan suspense juga berhasil, cuman mungkin secara eksekusi keseluruhan kurang dapat membuat gw merasa langsung terlibat, dan lajunya agak stretchy juga...atau mungkin itu karena melihat ekspresi-ekspresi aneh dari Winky bikin durasinya terasa lama, hehe.
Film kedua, "Rawa Kucing" mengambil latar komunitas Tionghoa di pesisir ibukota tahun 1980, ketika Ayin (Aline Adita) yang hedonis di malam ulang tahunnya "dihadiahi" gigolo rookie yang tak bisa bicara, Welly (Natalius Chendana), namun pertemuan itu bagi mereka berdua ternyata berkesan lebih daripada urusan transaksi birahi. Jika dibandingkan dengan dua film lainnya, "Rawa Kucing" mungkin yang konsepya paling biasa dan melodramatis, namun film ini buat gw penataan produksinya paling rapih, pun pemaparan tentang tokohnya yang cukup banyak dan colorful itu terbilang efektif dalam waktu yang terbatas. Dan menurut gw dalam film ini juga kita dapat menyaksikan performa akting yang terbaik dari pemainnya dibandingkan film sebelum dan sesudahnya. Dari segi plot mungkin gw tidak terlarut sampe gimana gitu, lajunya agak dragging juga, tapi masih bisa dinikmati dan paling memuaskan nilai produksinya.
Rangkaian 3SUM akhirnya ditutup dengan "Impromptu" yang mengusung genre laga. Sepasang perempuan dan laki-laki misterius berpakaian hitam (Hannah Al Rashid dan Dimas Agroebie) sedang akan menjalankan "misi", namun di tengah jalan mereka dicegat sekelompok polisi yang sebenarnya adalah polisi palsu yang hendak merampok dan memperkosa. Well, those thugs had no idea who were they dealing with =). Menurut gw "Impromptu" memang tepat menjadi penutup, karena kesan yang ditimbulkan memang menyenangkan selepas kredit digulirkan, setidaknya buat gw. Bukan cuma karena ide dan premisnya paling seru, gw juga suka dengan konsep latar belakang paralel terhadap situasi sosial dan politik kita, semisal adanya metafora pemberantas korupsi yang vokal (Joko Anwar) sehingga banyak pembenci. Rasanya "Impromptu" ini paling potensial jika dijadikan film panjang. Masih sedikit stretchy (mau berantem kok nggak mulai-mulai =P), tetapi dengan pemaparan latar dan plot secara sederhana, koreografi dan efek visual yang cukup efektif, serta excitement yang ditimbulkan bahkan setelah filmnya habis, "Impromptu" gw daulat sebagai favorit dari 3SUM ini.
So my verdict, 3SUM adalah sebuah wadah yang cukup baik dalam unjuk kemampuan dari sineas-sineas muda potensial ini. Ide-idenya segar, mungkin eksekusinya yang belum sempurna. Dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada, 3SUM sesungguhnya masih layak tonton dan juga sebuah suguhan yang unik karena tujuannya dalam memberikan ragam rasa dalam satu paket film sudah cukup tercapai. Mungkin akan lebih enjoyable kalo lajunya agak diringkas lagi, tapi overall nggak jelek kok. Dan kalo mau jujur lagi, kecukupseruan "Impromptu" sukses bikin gw agak lupa sama beberapa kekurangan di dua film sebelumnya. Clever.
My score:
6,5/10
ADS HERE !!!