Buka'an 8(2017 - Visinema Pictures/Chanex Ridhall Pictures/Kaninga Pictures)
Directed by Angga Dwimas SasongkoWritten by Salman AristoProduced by Anggia Kharisma, Chicco JerikhoCast: Chicco Jerikho, Lala Karmela, Tyo Pakusadewo, Sarah Sechan, Dayu Wijanto, Maruli Tampubolon, Melissa Karim, Ary Kirana, Deddy Mahendra Desta, Mo Sidik, Dwi Sasono, Uli Herdinansyah, Norman AkyuwenDalam tahun-tahun belakangan, satu nama sineas Indonesia yang karya-karyanya gw "percaya" adalah Angga Dwimas Sasongko.
Cahaya dari Timur: Beta Maluku,
Filosofi Kopi, dan
Surat dari Praha berturut-turut membuktikan itu. Maka ketika muncul film arahannya dengan judul yang sangat
catchy,
Buka'an 8, nggak ada alasan untuk nggak segera nonton, belum lagi di sini berkolaborasi dengan penulis skenario Salman Aristo. Ini mungkin karya pertama Angga yang berlabel komedi--
hence the poster, otomatis gw belum tahu harus berekspektasi kayak apa filmnya, makanya cukup bikin penasaran juga gimana jadinya film ini di tangan Angga.
Premis dasar Buka'an 8 adalah upaya sepasang suami-istri muda untuk bisa menjalani proses persalinan pertama mereka dengan lancar. Terdengar sederhana, tetapi jadi perkara lain ketika karakter-karakternya bukan yang biasa, dan situasinya juga nggak biasa. Alam Tandjung (Chicco Jerikho) adalah seseorang yang aktif di media sosial dan mendapatkan penghasilan di sana berkat opini-opininya yang berpengaruh. Dalam terjemahan lain: penghasilannya nggak tetap =). Tiba saat istrinya, Mia (Lala Karmela) untuk melahirkan, Alam memutuskan ke rumah sakit mahal untuk proses persalinan, yang sebenarnya lebih untuk alasan gengsi—baik kepada followers maupun mertuanya—ketimbang kenyamanan. Ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa uang yang dikumpulkannya nggak cukup untuk masuk rumah sakit mahal, Alam kelabakan, namun enggan memberitahukan ke istri yang tinggal beberapa jam lagi melahirkan, boro-boro jujur ke orang tua dan mertuanya yang ikutan hadir serombongan di rumah sakit. Alam mencari segala cara secepat mungkin mendapatkan uang demi proses kelahiran anak pertamanya.
Dari premis hingga belokan-belokan ceritanya, Buka'an 8 jelas dirancang sebagai sebuah komedi. Kelihatan dari menampilkan situasi dan karakter yang memang dirancang kacau dan ridiculous, serta berbagai sindiran yang nyambung langsung dengan generasi internet sekarang ini. Nah, agak keliru bila menganggap film ini adalah komedi yang yang menampilkan lawakan dan dialog yang bikin tertawa sekian menit sekali--gw sendiri hanya beberapa kali chuckled untuk beberapa referensi sindiran di dialog-dialognya. Di sini gw agak conflicted, karena untuk film berlabel komedi, penyampaian filmnya sebenarnya kurang lucu. Kalau boleh gw tunjuk contoh, adegan gas tertawa itu sangat berpotensi pecah, tapi somehow nggak terjadi, entah karena timing atau apa gw kurang paham. Kalau mau dibandingkan, Buka'an 8 itu sama lucunya dengan Filosofi Kopi yang nggak dilabelkan komedi, dan "komedi"-nya sama-sama lahir dari beberapa dialog atau kegesrekan satu-dua karakter saja—di film ini posisi itu dipegang oleh Sarah Sechan sebagai Ambu, mertuanya Alam, kereeennn =D.
Namun, di sisi lain, di tengah cerita dan karakter yang komedik, film ini justru mencuat di sisi dramatiknya. Film ini ingin membahas soal kebutuhan hidup versus idealisme versus gengsi, kepuasan diri versus tanggung jawab terhadap keluarga, atau lebih dalam lagi adalah soal hubungan antara suami dan istri, dan antara orang tua dan anak, baik orang tua berpengalaman maupun orang tua baru. Elemen-elemen ini dipresentasikan dengan sangat baik dan gw menangkapnya dengan jelas betul. Nggak yang haru-biru menye-menye juga, tetapi mampu menggugah emosi berkat penyampaiannya yang membumi, yang menurut gw adalah keahlian spesifik sang sutradara. Dengan pertimbangan itu, gw lebih senang menganggap Buka'an 8 itu film drama yang ada seru dan lucunya. Yah, biarpun kurang lucu sebagai sebuah film komedi, tetap worked dan sukses menyampaikan apa yang mau diceritakan, dan itu juga penting.
But of course, poin paling paling menonjol dari film ini adalah dari segi casting. Dengan karakter yang cukup banyak dan beraneka ragam, para aktor berhasil tampil seimbang dan saling menyokong, dipandu oleh gaya urakan tapi simpatik dari Chicco serta performa top-notch dari Lala. Interaksi mereka benar-benar seperti nyatanya pasangan muda perkotaan yang lagi dilanda keadaan genting lengkap dengan kegelisahannya. Gambaran komikal keluarga mereka, khususnya dari pihak Mia rupanya juga nggak sampai ke batas menjengkelkan, asyik aja. Asyiknya performa mereka makin bikin betah menyaksikan laju filmnya yang sudah energetic itu.
Apa pun itu, gw bisa menikmati Buka'an 8 sebagaimana adanya. Penyajian keseluruhannya termasuk model yang gw sukai, melaju lancar dan dinamis tanpa terseret-seret, dan dengan segala persoalan yang ditampilkan juga nggak kerasa terlalu bertumpuk dan berjejalan--walau efek sampingnya gw masih agak blur dalam memahami prahara media sosial yang dialami Alam sepanjang film, serta nggak keinget jumlah uang yang dibutuhkan buat Mia lahiran itu nominalnya berapa, hehe. Mengambil ide dari kehidupan sehari-hari yang cukup sederhana, film ini berhasil mengolahnya jadi sajian yang meriah dan menghibur, sekaligus thoughtful dan heartfelt, dan relevan. Dan..., setelah terakhir cuma tahu dari skandal pelet celana dalam suami orang, lewat film ini gw jadi tahu Cut Memey ternyata punya single dangdut koplo.
My score: 7,5/10
ADS HERE !!!