The Lego Batman Movie(2017 - Warner Bros./Warner Animation Group)
Directed by Chris McKayScreenplay by Seth Grahame-Smith, Chris McKenna, Erik Sommers, Jared Stern, John WhittingtonStory by Seth Grahame-SmithBatman created by Bob Kane, Bill FingerSuperman created by Jerry Siegel, Joe ShusterProduced by Dan Lin, Roy Lee, Phil Lord, Christopher MillerCast: Will Arnett, Michael Cera,Rosario Dawson, Ralph Fiennes, Zach Galifianakis, Jenny Slate, Hector Elizondo, Mariah Carey, Zoe Kravitz, Doug Benson, Channing Tatum, Jonah Hill, Adam Devine, Ellie Kemper, SiriTernyata film animasi
The Lego Movie itu udah tiga tahun lalu ya, nggak kerasa. Baik kesuksesan maupun kualitas film besutan duo Phil Lord dan Chris Miller itu cukup di atas ekspektasi gw, karena film itu sangat cerdas dalam "memfilmkan" prinsip bermain Lego dan mengolahnya dalam cerita yang sangat kocak tapi berisi, yang sepertinya akan sulit untuk diulangi. Mungkin karena itu kali ya Warner Bros. nggak langsung bikin sekuelnya (tapi sedang dipersiapkan), melainkan terlebih dahulu bikin film
spin-off dari salah satu karakter paling populer dan paling absurd di film tersebut, Lego Batman (diisi suara Will Arnett).
Hence,
The Lego Batman Movie. Nah, apakah ini termasuk film Lego atau film Batman, rasanya nggak perlu terlalu dipikirkan. Ibarat main Lego edisi Batman yang semua tokohnya lengkap ditambah ribuan keping balok Lego yang bisa dibentuk jadi apa aja, ya terserah mau bagaimana bentuknya film ini, hehe, asalkan
in the end film ini tetap punya cerita yang layak diceritakan.
Dari kemasannya, jelas The Lego Batman Movie masih sedarah sama The Lego Movie. Jika di film pendahulunya banyak self-mocking terhadap karakter Batman, pahlawan super yang identik dengan segala yang gelap-gelap dan depresif tetapi juga narsis, maka di The Lego Batman Movie semuanya semakin menjadi-jadi. Setiap sifat dan kebiasaan Batman, sejarah Batman--termasuk yang serial era 1960-an itu beserta para villain-nya yang kerap berkonsep why-the-hell-did-they-even-come-up-with-that, dan rujukan kultur pop yang melimpah menjadi bahan ampuh dalam menciptakan guyonan demi guyonan. Gw menebak, ketika penonton cilik bisa menikmati sajian warna-warni serta aksinya, orang-orang dewasa juga nggak akan kalah terhibur dengan bejibun rujukan yang terletak di cerita, dialog, hingga karakter-karakter numpang lewat yang dihadirkan. Bukan hanya dari Batman, tetapi juga sampai ke intelectual properties Warner Bros. lain yang mungkin nggak asyik kalau gw beberkan di sini ;).
Akan tetapi, apakah kemasannya demikian membuat The Lego Batman Movie mengaburkan identitas "Batman" yang kita kenal? Semata-mata tidak. Malahan, film ini sukses menemukan satu elemen Batman yang memang kurang dibahas di format-format lain, dan hebatnya lagi bisa dikembangkan menjadi sebuah sajian animasi komedi untuk keluarga. Yang gw maksud adalah tentang kesendirian Batman, yang di sini digambarkan dia nggak mau punya "hubungan" terlalu mendalam, entah itu positif ataupun negatif, dengan siapa pun. Film ini diawali dengan serangan Joker (Zach Galifianakis) untuk lagi-lagi menghancurkan Gotham dan lagi-lagi digagalkan Batman. Namun, terjadi sesuatu di tengah-tengah aksi itu, yaitu Batman mengatakan bahwa Joker bukan musuh terbesarnya, dan tanpa Joker dia akan tetap jadi Batman. Joker yang baper akhirnya membuat rencana baru yang tak seperti biasanya untuk mengalahkan Batman, dengan melibatkan hampir semua musuh reguler Batman, dan meminjam momen terpilihnya komisaris kepolisian baru, Barbara Gordon (Rosario Dawson)--yang kita tahu adalah nama alias dari Batgirl. Di saat yang sama, Batman ternyata tanpa sengaja telah mengadopsi Dick Grayson (Michael Cera)--yang kita tahu adalah nama alias Robin, padahal Batman berulang kali menegaskan hanya ingin hidup sendirian saja.
Jadi kalau diperhatikan sebenarnya The Lego Batman Movie ini nggak bercerita Batman melawan si X atau Y, melainkan Batman melawan egonya sendiri, yang berusaha keras menghapus trauma masa kecilnya--orang tuanya dibunuh perampok, dengan berupaya preventif as in nggak mau punya hubungan dekat dengan siapa pun, which is pretty touching. Gw lumayan akrab dengan karakter Batman dari serial animasi 1990-an hingga film-film bioskopnya, dan gw merasa yang diangkat di film ini nggak melenceng dari karakterisasi Batman yang gw kenal, cuma diberi penekanan di sebuah sisi yang lain dan disajikan dengan lebih humoris dan gesrek aja. Once again, franchise animasi Lego berhasil melampaui ekspektasi gw dari segi konten dan esensi, karena dengan tema kesendirian serta arti keluarga, film ini tetap bisa disajikan dengan cerah ceria, dan juga tetap "Batman".
That being said, gw juga sempat bilang bahwa formula The Lego Movie agak sulit diulangi, dan gw agak merasakan itu di The Lego Batman Movie ini. Meski punya jalinan cerita yang keren dan kemasan yang sangat menghibur, ritmenya pun hampir serupa cepat dan lancarnya, The Lego Batman Movie buat gw nggak se-surprising pendahulunya. Masih lucu, banget, cuma karena film ini muncul belakangan, freshness-nya jadi agak berkurang, mungkin karena konsepnya yang tetap sama--bikin cerita sesuai imajinasi pakai balok-balok Lego--tetapi nggak terlalu signifikan dalam jalan ceritanya. Satu contoh, efek suara tembakan pakai suara mulut di sini nggak ada fungsinya, cuma buat lucu-lucuan aja. Hal ini bikin gw jadi agak khawatir sama film-film Lego selanjutnya, mereka harus punya cara untuk tak hanya tampil lucu, tetapi juga di luar ekspektasi yang nonton supaya bisa tetap segar *ngatur aja*. Tapi...ya...itu hanya sekadar ganjalan kecil aja dari gw, karena kalau secara garis besar film ini tetap sangat menghibur.
Film ini memuat dua brand besar sekaligus dikemas dalam bentuk komedi yang lumayan "kacau". Jadi sebenarnya pas nonton ya lemesin aja, nikmati lelucuan-lelucuan yang dilemparkan film ini, yang diikat dengan sebuah cerita yang ternyata cukup solid, and you'll be fine. Kalau selama ini kita tahu Batman di layar lebar itu selalu diselubungi kegelapan dan keseriusan, maka ini adalah platform yang tepat untuk melihat Batman versi lebih menggembirakan dan menceriakan, nyerempet parodi, tetapi nggak meninggalkan atau merendahkan esensi karakter Batman dan karakter-karakter sekitarnya. Not everything is awesome, tetapi gw sudah cukup puas dengan segala yang disampaikan di film ini. Film mana lagi yang bisa dari sejak kemunculan logo production house di awal film udah ngelawak dengan suksesnya.
My score:
7,5/10