Agak kasihan sebenarnya melihat film
Wonder Woman diberi begitu banyak beban politik. Ini pertama kalinya Wonder Woman,
superhero utama dari DC Comics selain Superman dan Batman, punya film layar lebar sendiri setelah 75 tahun eksis. Digarap oleh Patty Jenkins (sutradara Monster-nya Charlize Theron, serial The Killing) di saat Hollywood konon masih nggak percaya ngasih modal ratusan juta dolar kepada sutradara wanita buat bikin film
blockbuster. Ditambah lagi, film ini berada di tengah-tengah ujian kesabaran kritikus dan sebagian penonton pada film-film DC Extended Universe setelah
Man of Steel,
Batman v Superman, dan
Suicide Squad dianggap bapuk—
although I tend to disagree. Kabar baiknya, film Wonder Woman bisa tetap berdiri tegak dengan semua beban itu, karena hasilnya ternyata (untungnya) memuaskan.