Dalam semangat film
Siti, Fourcolours Films mempersembahkan film panjang perdana sutradara Wicaksono Wisnu Legowo berjudul
Turah. Kenapa gw
mention Siti, selain karena rumah produksinya sama, adalah karena skala cerita dan penggarapannya yang agak serupa, walau pada akhirnya hasilnya cukup berbeda. Turah (kalau nggak salah artinya "sisa" atau "lebihan") berkisah tentang sesuatu yang sangat sederhana, tentang orang-orang sederhana, tetapi dengan perkara yang kalau dipikir-pikir cukup kompleks juga.
Sebuah kampung pinggir laut di Tegal (itu di Jawa Tengah, kali aja ada yang nggak tahu) dihuni oleh orang-orang yang bergantung pada seorang tuan tanah yang juga memberi mereka mata pencaharian. Turah adalah sosok yang terbilang rajin dan nggak macem-macem, sehingga diberi kepercayaan oleh si tuan tanah untuk jadi semacam "asisten supervisor" kampung tersebut. Lalu ada Jadag, yang merasa tidak diperlakukan adil oleh sang tuan tanah, walaupun dianya juga berkelakuan nggak simpatik karena demen mabok dan selingkuh dan nuduh semua pihak lain sengaja bikin hidupnya susah. Semua orang ingin punya hidup lebih baik, tetapi kadang mereka nggak tahu pilihannya apa saja, nggak berani meninggalkan apa yang ada karena bisa saja berarti kehilangan segalanya.
Gw bilang kompleks karena ada persoalan sosial yang bisa ditangkap dari situasi di kampung tersebut. Jadag itu sebenarnya lumayan eye-opener, dia yang berusaha menyadarkan bahwa saking tergantungnya mereka sama si tuan tanah, mereka seperti terperangkap di situ-situ saja sambil me-raja-kan si tuan tanah yang "pemberian"-nya juga nggak cukup-cukup amat. Buat dia cara paling cepat mengubahnya adalah lewat konfrontasi. Di sisi lain, orang seperti Turah tidak ingin cari masalah, jalanin apa yang ada sebaik-baiknya meskipun berarti itu beberapa cita-citanya akan terus tertunda--dan makin berat untuk beranjak karena cuma dia yang sanggup nyalain listrik buat warga kampung.
Bagusnya, semuanya diramu dengan sensible dan terkesan jujur berasal dari area tersebut, bukan seperti model satir yang sengaja ambil latar "kampung" hanya sebagai perumpamaan. Ada sedikit let down sih ketika film ini mencapai konklusi, entah dari cara penyampaiannya atau justru pemilihan konklusinya, yang menurut gw kurang satu-dua drive lagi agar lebih berdampak, berasa tiba-tiba kelar aja. Yah bagaimanapun, respek tetap gw berikan untuk film ini. Meski memang tampak sederhana, film ini tetap sukses bikin perhatian tersita--dari yang awalnya tergoda untuk tertawa karena dialeknya yang khas sampai lama-lama serius perhatikan ceritanya yang memang kaya makna.
Turah(2017 - Fourcolours Films)
Written & Directed by Wicaksono Wisnu LegowoProduced by Ifa IsfansyahCast: Ubaidillah, Slamet Ambari, Yono Daryono, Rudi Iteng, Narti Diono, Cartiwi, Muh. Riziq, Siti Khalimatus Sadiyah, AminahMy score: 7,5/10
ADS HERE !!!