Ketika tahu line-up bulan Agustus, gw ada feeling bahwa ini akan jadi bulan yang baik bagi penggemar film seperti gw. Well, walau pada akhirnya tidak sebanyak yang diharapkan, ternyata memang muncul judul-judul yang cukup meninggalkan kesan kuat, bukan hanya paling "bener" di bulan periode bersangkutan semata.
1. Sebelum Iblis Menjemput(2018 - Sky Media)Dir. Timo TjahjantoCast: Chelsea Islan, Pevita Pearce, Samo Rafael, Karina Suwandi, Ray Sahetapy, Hadijah Shahab, Kinaryosih, Ruth Marini
Dari sekian upaya "horor premium" yang dirilis tahun ini, film ini buat gw punya paket lengkap. Seram iya, kejam iya, seru iya, kualitas visual dan audio bagus iya banget, plus jalan cerita yang nggak ribet tapi rapih susunannya. Malah, sebenarnya misteri film ini kayak udah diberesin di paruh awal, sisanya tinggal "pesta horor"-nya aja...yang ternyata gw bisa enjoy entah kenapa. Apapun kompromi yang dilakukan antara sineas yang notabene one-half of the Mo Brothers bersama para produser dari Screenplay Films =), yang pasti hasil akhirnya memuaskan buat gw yang bukan penggemar horor ini.
My score: 8/10
2. Christopher Robin(2018 - Disney)Dir. Marc ForsterCast: Ewan McGregor, Hayley Atwell, Jim Cummings, Bronte Carmichael, Mark Gatiss, Brad Garrett, Nick Mohammed, Peter Capaldi, Sophie Okonedo, Toby JonesHype film ini agak adem ya, padahal setelah menonton, menurut gw ini salah satu film keluarga live action keluaran Disney terbaik di era sekarang. Film ini bisa dibilang kelanjutan dari kisah-kisah Winnie the Pooh versi Disney, terutama saat si bocah Christopher Robin sudah dewasa dan bekeluarga, dan dihadapkan pada ribetnya tekanan dunia "nyata". Selipan filosofis dan kalimat-kalimat yang sederhana tapi aww-so-deep masih dipertahankan, namun yang mengesankan gw adalah atmosfernya yang hangat dan memancarkan energi positif. Nggak memakai warna-warna terlalu cerah mencolok, nggak terlalu berusaha melawak, tapi nggak terlalu sendu haru biru juga. Pas banget.
My score: 8/103. Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212(2018 - Lifelike Pictures/Fox International Productions)Dir. Angga Dwimas SasongkoCast: Vino G. Bastian, Yayan Ruhian, Sherina Munaf, Fariz Alfarazi, Ruth Marini, Marsha Timothy, Aghniny Haque, Yusuf Mahardika, Dwi Sasono, Lukman Sardi, Teuku Rifnu Wikana, Marcella Zalianty, Andi /rif, Dian SidikAdalah salah satu film Indonesia paling dinantikan tahun ini terutama sebagai "pertaruhan" sampai mana perfilman kita bisa menghasilkan sebuah blockbuster yang layak. Dan buat gw, film ini layak. Upaya keras dalam meng-assemble segala aspek produksi film ini terbayar. Departemen artisik, suara dan visual, plus musiknya gw paling suka banget. Gw pun suka dengan cara film ini dibawa sebagai "cerita silat" yang biasa dikenal: dari pertikaian guru-murid persilatan, ke ilmu meringankan tubuh, ke huru-hara di warung makan, sampai ke sosok-sosok yang tiba-tiba datang dan pergi sesuka hatimu hoo kejamnya dikau, tampak klise tapi dimasukkin aja semua di sini tanpa ditahan-tahan, toh itu yang bikin seru. Gw cuma berharap humornya bisa lebih gesit, tapi apa yang ditampilkan sudah cukup dalam rangka menghibur, terlebih bagian kelahinya yang punya porsi mengenyangkan. Satu lagi, mungkin ini film Indonesia dengan product placement paling alus sepanjang masa hehehe.
My score: 7,5/10
4. Searching(2018 - Sony Pictures)Dir. Aneesh ChagantyCast: John Cho, Debra Messing, Michelle La, Joseph Lee, Sara SohnSetelah gaya found footage banyak dipakai, kini mulai muncul gaya bercerita baru yang lumayan kekinian, yaitu (seolah-olah) lewat display layar komputer. Secara yekan komputer sekarang bisa video, bisa nelepon, dan segala informasi bisa tersimpan atau dicari secara digital. Searching menggunakan medium tersebut untuk bercerita--quite appropriately--tentang seorang ayah mencari putri remajanya yang hilang tanpa kabar, dan berujung pada dugaan tindak kriminal. Di luar gayanya yang sangat atraktif, bukan itu yang bikin film ini berhasil. Melainkan karena film ini tetap mampu bercerita dengan baik, nilai-nilai dramatisnya tetap muncul walau penataan adegannya nggak "sinematis".
My score: 7,5/10
5. The Meg(2018 - Warner Bros.)Dir. Jon TurtletaubCast: Jason Statham, Li Bingbing, Rainn Wilson, Cliff Curtis, Winston Chao, Ruby Rose, Sophia Cai, Page Kennedy, Robert Taylor, Ólafur Darri Ólafsson, Jessica McNameeThe Meg adalah film yang seyogianya disantap tanpa perlu mind the details karena sejak kalimat premisnya saja sudah lebih mirip wahana 4-dimensi daripada film cerita. Hiu raksasa purba ternyata masih ada dan muncul lagi ke permukaan di masa kini dan mulai meneror, ini adalah resep untuk membuat rangkaian adegan seru-seruan dan kaget-kagetan yang, well, menyenangkan. Model-model film yang bakal sering dapat rating oke tiap tayang di TV nasional.
My score: 7/10
6. Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta(2018 - Mooryati Soedibyo Cinema)Dir. Hanung BramantyoCast: Ario Bayu, Adinia Wirasti, Marthino Lio, Putri Marino, Deddy Sutomo, Anindya Putri, Lukman Sardi, Teuku Rifnu Wikana, Christine Hakim, Hans de Kraker, Asmara Abigail, Rukman Rosadi, Meriam BellinaBikin film sejarah Indonesia itu 1. nggak murah, 2. nggak mudah risetnya, dan 3. nggak mudah bikin untuk bisa dinikmati sebagai tontonan khalayak. Sultan Agung adalah film biografi sejarah kesekian yang dihasilkan Hanung and the gang, dan menurut gw secara konsep film ini yang paling akomodatif terhadap berbagai kepentingan. Bukan cuma pelajaran sejarah, film ini memasukkan unsur mythical, unsur agama, hingga unsur laga, baik itu peperangan maupun laga persilatan, dan pemilihan aktor yang mumpuni bikin filmnya terasa manusiawi. Secara cerita juga lebih terstruktur, jadi panjangnya durasi dengan pelbagai dramatisasi pun tetap bisa pahamlah arahnya ke mana. Bagian paling bagus buat gw adalah pas babak pertama soal tahta kerajaan Mataram, sayang makin ke belakang secara naratif kayak banyak yang ke-skip saking banyak hal terjadi. Tapi, overall film ini masuk sebagai film sejarah yang cukup amanlah.
My score: 7/107. Kafir(2018 - Starvision)Dir. Azhar Kinoi LubisCast: Putri Ayudya, Sujiwo Tejo, Indah Permatasari, Rangga Azof, Nadya Arina, Nova Eliza, Slamet Ambari, Oce Permatasari, Laksmi NotokusumoDari look-nya, ada harapan bahwa Kafir layak disandingkan di antara film-film "horor premium" Indonesia yang belakangan banyak muncul. Harapan itu lumayan terpenuhi...paling tidak sebelum menginjak bagian penyelesaiannya. Gw cukup suka bahwa film ini bermain di kisah seputar pelet dan santet dengan cara yang berkelas dan emosional, walau menurut gw untuk menjadi "horor" yang menyeramkan atau memilukan film ini masih agak malu-malu nggak tega gitu. Cuma semua itu jadi terhempas ketika diselesaikan dengan, let's say, kayak pembuatnya nggak kepikiran cara yang lebih kreatif selain the villain explains everything in annoying laughs. Bagaimanapun, gw tetap menghargai Kafir sebagai kelanjutan contoh film horor Indonesia masa kini yang diproduksi dengan baik, dan niat baik.
My score: 7/10
ADS HERE !!!