Dan akhirnya gw akan menutup tahun 2011 ini dengan mengelontorkan 10 film paling top versi gw sepanjang tahun ini. Seperti gw kemukakan pada senarai tahun-tahun lalu, syarat film yang bisa masuk top 10 tidak harus yang sekedar bagus atau keren, tetapi yang punya kesan, yang favorit, yang paling gw bisa ingat dari tahun ini. Gw juga mengubah prasyarat filmnya. Jika tahun lalu film-filmnya harus pernah diputar di layar bioskop Indonesia, namun akibat tahun ini banyak film impor yang sedianya diputar di bioskop tetapi ternyata nggak jadi dengan alasan entah apaan tauk, prasyarat pun dilonggarkan. Film-film yang masuk hitungan adalah yang udah gw tonton *yaiyalah* yang dirilis bioskop Indonesia sepanjang 2011, film-film asing yang rilis 2011 yang masuk Indonesia langsung dalam bentuk home video (DVD, Blu-Ray, VCD *yaoloh masi jaman*), PLUS film-film asing 2010 yang harusnya diputar di bioskop kita 2011 tetapi batal dan akhirnya dirilis langsung ke home video *eaa ribet*.
Baiklah, tanpa berlebar-lebar lagi, mari simak 10 film paling top versi gw tahun 2011, diurutkan berdasarkan preferensi dan favoritisme pribadi, dalam hitungan mundur *banyakomong*:
10. Hanna
Dengan premis seperti anime, Hanna hadir sebagai sebuah film aksi spionase yang berbeda dari film-film aksi biasa, ditata apik, artistik, pace yang seru, keren, dan sangat-sangat watchable. Agak terseok pada kurang padunya porsi aksi dan porsi drama, namun gw tetap mengagumi film ini secara keseluruhan. Yes, termasuk musik keren dari The Chemical Brothers serta akting para aktornya yang sama sekali tidak mengecewakan.
9. Source Code
Film terbaik yang dirilis di bioskop kita selama terjadi 6 bulan macetnya impor film dari studio-studio besar, namun juga cukup membuat Source Code menjadi salah satu film paling berkesan di tahun 2011. Menonton kedua kali memang tidak seseru nonton kali pertama, namun keterpukauan gw akan film fiksi ilmiah yang singkat-padat-jelas dan berperasaan ini masih membekas. Bagaimana misteri demi misteri digulirkan tanpa bisa benar-benar diduga, hingga bagian ending yang cukup memancing diskusi. Cool, and warm movie.
8. Rise of the Planet of the Apes
Awalnya memandang dengan sinis layaknya lirikan babi terhadp prekuel seri film legendaris Planet of the Apes ini, ternyata Rise of the Planet of the Apes (tuh 'kan judulnya juga kliatan banget cuman nebeng merek, nggak kreatip) muncul mencuat, tidak hanya mematahkan keraguan, namun juga menjadi salah satu film mainstream terbaik tahun ini. Meskipun banyak yang silau sama visual efeknya, gw sendiri lebih terkesima akan gaya penceritaan yang longkap-longkap tapi efektif-efisien film ini. Nggak perlu basa-basi, nggak perlu drama nggak penting, tetapi nggak terlalu cepat juga, plot film ini dibangun dengan sangat solid menuju klimaks terkeren sepanjang tahun ini.
Review7. True Grit
Film dari Coen bersaudara yang paling cocok sama gw, yang gw paling nyampe nalarnya, hehehe. True Grit, menampilkan kisah balas dendam berlatar belakang dunia koboi dengan meng-emphasize pada karakter yang begitu kuat. Adu dialog 3 aktor utamanya, yang bermain sangat apik, begitu menarik dan menggelitik, plotnya agak lambat tetapi tidak bertele-tele (dan tidak "aneh" seperti film-film Coen bersaudara lainnya =P). Kenikmatan menonton pun "diperparah" oleh sajian gambar-gambar cantik lewat sinematografi, seting dan kostum yang bagus, serta musik indah yang mengalun.
Review6. Kung Fu Panda 2
Senang sekali salah satu film animasi terbaik DreamWorks tidak dihancurkan oleh sekuelnya. Kung Fu Panda 2 masih sukses mengocok perut, masih cakep gambar dan animasinya, masih keren aksinya. Semua sensasi menyenangkan yang gw bisa dapat di film pertamanya masih bisa dimunculkan dalam kisahnya yang baru (tetap tipikal film-film silat Tiongkok), sekaligus lebih deep ketika Po mencari jatidiri setelah akhirnya sadar dia nggak mirip bapaknya yang angsa *yaiyalah*.
5. Sang Penari
Tahun ini gw lebih banyak nonton film Indonesia daripada sebelumnya, dan gw rata-rata puas dengan 6 film yang gw tonton itu, namun Sang Penari adalah yang bisa dibilang paling memenuhi syarat sebagai yang paling bagus sekaligus berkesan. Film ini sangat apik dari look-nya, mulai dari sinematografi, seting-kostum, hingga performa aktor yang di atas rata-rata. Selain itu, film ini berhasil dalam meramu cerita dan pembawaannya yang relatif mudah dipahami, meleburkan latar sosial, budaya, serta politik dengan kisah cinta tragis dua muda-mudi asal sebuah desa kawasan Banyumas, Jawa Tengah ini dengan cara yang mulus tanpa prasangka.
4. The Fighter
Bukan sekadar film tinju, bukan sekadar kisah nyata, bukan sekadar kisah sukses seseorang, ini adalah film tentang keluarga. Yang gw lihat dari The Fighter adalah dinamika, suka duka, konflik dan drama sebuah keluarga yang agak kacau namun tetap kuat dalam ikatan kasih, meski caranya tidak mencerminkan itu. Secara garis besar plotnya biasa saja, seorang petinju yang nggak jago-jago amat menuju kemenangan, namun perjalanan menuju ke sana ditata sedemikian emosional, mengharukan sekaligus lincah, lucu, seru dan menghibur, membuatnya film ini tetap istimewa. Aktornya keren-keren, dan rambut saudari-saudarinya Micky Ward pada hitsss banget =D.
Review3. Black Swan
Black Swan menjawab pertanyaan gw apakah kisah tentang pelaku seni ala komik-komik Jepang bisa difilmkan, yes it could. Perjalanan seorang balerina yang sangat terobsesi menjadi pemeran utama sendratari Swan Lake, begitu keras dan kelam hingga mempengaruhi kejiwaannya, semua digambarkan dengan sangat baik dan padu dalam film ini, tanpa ada kesan ganjil atau aneh (meskipun di atas kertas harusnya ganjil dan aneh). Kenyataan dan halusinasi diintegrasikan dengan luar biasa sekaligus sangat mencekam. Didukung sinematografi yang rapuh nan keren, akting luar biasa, serta penyutradaraan yang sangat captivating seakan tidak rela memberi ruang bernapas, film ini patut diberi gelar istimewa.
Review2. The Tree of Life
Aduh sok nyeni banget sih gw =P. Oke, perlu gw klarifikasi. Gw sampai detik ini masih belum bisa benar-benar memutuskan apakah gw memfavoritkan atau tidak The Tree of Life ini, meskipun udah nonton 3 kali di bioskop (ciee pamer). Namun, film ini masih terus bersarang dalam ingatan gw. Gw nggak ridho menaruhnya di nomer 1, pun rasanya nggak pantas jika didepak dari senarai top 10 ini. Tidak menyenangkan, but I definitely far from hating it, I had to put it somewhere. Film ini puitis, artistik, punya hati, cuantik, berisi perenungan yang begitu dalam, di saat yang sama tidak mudah dipahami benar, sebuah pengalaman sinema yang sungguh berbeda. Susah untuk dibilang bagus atau jelek. Hanya satu kata yang paling tepat menggambarkan The Tree of Life: sesuatuk. Thanks, Syahrini.
Review1. Contagion
Are you surprised? Me too. Bukan film hebat, jelas bukan "TERbaik", namun hatiku berkata bahwa Contagion lah film yang paling gw favoritkan tahun ini. Dari film-film yang gw tonton tahun ini, film ini yang paling memuaskan gw, paling gw bisa terima setiap sisinya, baik ide cerita, jalan cerita, karakter, gambar, gaya bercerita, akting, musik, sampe durasinya yang ringkas. Meski memuat berbagai istilah dan kinerja medis dan sains kesehatan tentang wabah maut dengan (konon) akurat, film ini berhasil membuat gw "bodoh" dan manut saja akan apa yang digulirkan, nggak perlu bingung, nggak timbul pertanyaan-pertanyaan sanggahan, bahkan relatif agak menambah pengetahuan. Menyentuh sisi sains, politik dan sosial, film ini tidak perlu berdramatisasi supaya terasa menggugah, semua tampak riil dan memang sangat mungkin terjadi (ini yang bikin serem), disajikan dalam laju yang lincah serta parade akting yang berbobot meski harus bagi-bagi porsi. Film yang nyaman ditonton sekaligus menimbulkan awareness. Menimbang semuanya itu, saya putuskan Contagion adalah film no.1 gw untuk tahun ini. A fine, solid filmmaking.
Demikianlah rangkaian senarai akhir tahun gw. Semoga bermanfaat, dan selamat menyambut tahun baru. =))
Previously:
My Top 10 Albums of 2011, My Top 10 Songs of 2011 (
International,
Indonesia,
Japan)