Moana(2016 - Disney)
Directed by Ron Clements & John MuskerScreenplay by Jared BushStory by Ron Clements, John Musker, Chris Williams, Don Hall, Pamela Ribon, Aaron Kandell, Jordan KandellProduced by Osnat ShurerCast: Auli'i Cravalho, Dwayne Johnson, Rachel House, Temuera Robinson, Nicole Scherzinger, Jemaine Clement, Alan TudykGw menikmati sekali saat-saat ini, ketika film animasi Disney jadi
exciting lagi setiap kemunculannya. Setelah memulihkan kepercayaan kita semua sejak
The Princess and the Frog,
Tangled,
my favourite Wreck-It Ralph,
Frozen (
obviously), dan
Big Hero 6, tahun 2016 Disney mempersembahkan dua film animasi terbaru dengan konsep yang menarik, dimulai dari
Zootopia yang keren di awal tahun, lalu sekarang
Moana di akhir tahun. Moana ini sepertinya dimaksudkan sebagai kelanjutan dari tradisi meminjam dongeng-dongeng klasik jadi film animasi musikal khas Disney, dan tokoh utama yang bisa dibilang "
princess". Namun, Moana kayak sebuah dongeng yang diciptakan Disney sendiri, berdasarkan kebudayaan Polynesia yang tersebar di pulau-pulau Samudera Pasifik.
Talk about diversity yang memang lagi hangat-hangatnya dibahas beberapa tahun belakangan ini.
Anyway, Moana ini jadi menjanjikan karena menawarkan unsur-unsur dan pemandangan baru yang belum pernah diangkat dalam animasi Disney.
Well, dulu ada Lilo & Stitch (2002) sih, tapi itu 'kan lebih kontemporer, spesifik soal Hawaii, dan lebih ke
sci-fi ketimbang terkait mitologi.
Moana (Auli'i Cravalho) adalah putri kepala suku pulau Motonui yang sudah diberi tugas menyelesaikan beberapa permasalahan desanya. Namun, ada satu yang belum ketemu pemecahannya, yaitu berkurangnya ikan dan hilangnya kesuburan tanah ketika unsur kegelapan mulai merambat ke tempat tinggal mereka. Moana sejak kecil diajarkan oleh ayahnya (Temuera Robinson) bahwa segala yang dibutuhkan oleh mereka ada di pulau, dan melarang keras Moana pergi menjauh dari teritori sukunya. Namun, berangkat dari nasihat sang nenek Tala (Rachel House)—yang dianggap gila karena percaya dongeng, Moana akhirnya memulai perjalanan untuk menyelamatkan tanah air dan rakyatnya, sekalipun harus melawan kehendak ayahnya dan mengarungi lautan luas. Sang nenek mengarahkannya untuk mengembalikan batu bertuah yang disebut Jantung Te Fiti ke tempat asalnya, dan ia perlu bantuan dari seorang pahlawan setengah dewa bernama Maui (Dwayne Johnson). Berdua mereka mengalami petualangan ajaib demi menyelesaikan misinya, selain sama-sama menemukkan (of course, karena ini Disney) jati diri mereka.
Film ini sepertinya memang dikonsepkan sebagai road movie antara dua karakter yang sebenarnya tidak cocok tetapi kemudian bersatu demi tujuan yang lebih baik. Di bagian perjalanan inilah terletak yang gw singgung sebagai pemandangan baru tadi, dengan petualangan ke berbagai macam tempat di tengah birunya laut dan bertemu karakter-karakter unik terinspirasi dari yang biasa ditemukan di Samudera Pasifik. Cakeppp dan berbobot sekali gambar dan animasi film ini, dengan desain-desain yang cantik diberi warna-warni yang cerah menyenangkan dan menenangkan. Emang sih ya kalau udah Disney pasti nggak perlu ragu lagi sama kualitas animasinya, tetapi Moana kembali membuktikan bahwa mereka masih di depan *Yamaha kali ah*. Dan, salah satu kekangenan gw sama film-film animasi klasik Disney bisa diobati dengan keberadaan lagu dan musik film ini. Lagu-lagunya bagus, distinctive, dan asyik—bahkan yang seaneh "Shiny" yang dinyanyikan si kepiting raksasa. Beberapa lagu sanggup menggetarkan sukma *tanpa Peggy Melati*, seperti "How Far I'll Go" dan "We Know the Way", baik karena musiknya maupun pembawaan vokalnya, atau yang bikin girang seperti "You're Welcome" karena dibantu visualisasi yang ceria sangat, memanfaatkan berbagai teknik animasi yang keren.
Dari tadi gw seperti sibuk membicarakan kesukaan gw sama kemasan dan tampilan film ini. Gimana dengan ceritanya? Well, ceritanya ya...bagus, tetapi entah kenapa gw kurang bisa terlarut dalam apa yang ingin disampaikan. Basic-nya Disney sih sebenarnya itu-itu juga, yaitu seorang tokoh muda menemukan potensi diri, menemukan kata hati yang sesungguhnya meskipun sekitarnya menganggapnya nggak mampu atau nggak pantes, ditambah unsur magic serta perpaduan pas antara humor dan drama, khsususnya mengenai keluarga. Moana juga begitu, dengan pembedaan bahwa dia benar-benar melakukan hampir semuanya sendiri demi rakyat dan belum punya love interest. Selain tentu ada unsur kerja sama yang harus dibangun dengan Maui, yang dari luar terlihat lebih perkasa tetapi punya sisi fargile juga. Gw nggak ada masalah dengan itu, tetapi sepertinya nggak sampai mencolek hati dan pikiran gw, nggak terlalu ada surprise lain lagi. Selelah-lelahnya kita pada Frozen, buat gw setidaknya film itu bisa mampu membuat statement bahwa "cinta" itu nggak harus soal romansa, makanya gw suka. Yang gw tangkap dari Moana adalah tokoh-tokohnya sukses menyelesaikan misinya, which is great, dan sudah. Bahwa set-up tentang Moana membulatkan tekad untuk pergi dari rumahnya, atau keraguan yang timbul antara Moana dan Maui di tengah perjalanan, bagian-bagian itu terasa terlalu melambat, juga nggak membantu gw untuk bisa lebih "menyerap" film ini.
Namun, jangan salah, Moana tetap sebuah persembahan yang menyegarkan dan menyenangkan dari Disney. Itu tadi, kemasan dan penyajiannya yang apik tetap mampu bikin gw menikmati film ini. Melengkapi visual dan musik yang bagus, film ini juga punya karakter-karakter yang menyenangkan, humornya oke, dan overall cukup lengkap sebagai hiburan—ada seru, haru, tawa, hingga takut. Bergizi banget buat mata dan telinga, walau buat gw memang belum bisa menonjok hati atau meledakkan pikiran =P, dan mungkin durasi ceritanya bisa dirampingkan dikit. Yang pasti, kebangkitan animasi Disney era 2010-an masih akan diteruskan dengan keberadaan film ini, dan gw sudah cukup senang dengan itu.
My score: 7,5/10