The Bourne Legacy(2012 - Universal)Directed by Tony GilroyStory by Tony GilroyScreenplay by Tony Gilroy, Dan GilroyInspired by the Bourne Trilogy by Robert LudlumProduced by Frank Marshall, Patrick Crowley, Jeffrey M. Weiner, Ben SmithCast: Jeremy Renner, Edward Norton, Rachel Weisz, Oscar Isaac, Dennis Boutsikaris, Stacy Keach, Corey Stoll, Zeljko Ivanek, Donna Murphy, Scott Glenn, Albert Finney, David Strathairn, Joan Allen, Louis Ozawa ChangchienYang berpendapat bahwa trilogi Bourne tak perlu dilanjutkan silakan angkat tangan! Yak...baik...semuanya berarti =P. I mean, bahkan sutradara Paul Greengrass sendiri merasa tak perlu ada seri keempat dari film-film aksi-spionasie-kucing-kucingan seru banget ini, Matt Damon pun bertekad tidak mau lanjut jadi Bourne kalau nggak sama mas Paul. Well, Universal Pictures mengambil langkah yang lumayan kreatif dalam melanjutkan seri Bourne tanpa Matt Damon, bukan sekuel, bukan prekuel, bukan reboot, bukan pula tepat disebut spin-off. Bagi gw, The Bourne Legacy adalah semacam companion film, semacam buku penjelas tentang semesta Bourne yang belum benar-benar terungkap lugas di The Bourne Identity (2002), The Bourne Supremacy (2004) maupun The Bourne Ultimatum (2007). Jadi tampaknya memang sudah harus ditanamkan dalam ekspektasi penonton bahwa The Bourne Legacy tidaklah sama dengan trilogi film Bourne yang sudah ada, meskipun memang "rasa" Bourne masih bisa ditemukan. Toh, penggarapnya pun bukan orang yang asing bagi seri film Bourne, sutradara dan penulis naskah Tony Gilroy sudah bergabung dalam tim naskah di ketiga film Bourne sebelumnya, dan untungnya juga 2nd Unit Director Dan Bradley yang (kayaknya sih) bertanggung jawab atas semua adegan-adegan aksi Bourne di Supremacy dan Ultimatum kembali diajak, jadi jangan takut kehilangan aksi cepat nan gokil ala Bourne di sini.
Tony Gilroy pada kesempatan ini seperti ingin membuka semua tentang dunia konspirasi Bourne, juga mencoba mengklarifikasi hal-hal yang tak jelas atau bahkan mengganjal di film-film sebelumnya, contohnya kenapa Bourne dan "rekan-rekan sejawatnya" kayak gak pernah ngerasa capek atau sakit meski udah celaka 13 kali. Yup, that was explained in Legacy. Intinya sih, CIA memang sedang membuat program mata-mata super dengan menggunakan rekayasa genetika yang berisiko tanpa seizin negara. Program-program ini berusaha menciptakan orang-orang terlatih menjadi lebih gesit dan lebih cerdas sekaligus menekan hasrat dan kepentingan pribadinya. Jason Bourne adalah contoh istimewa yang berhasil direkayasa langsung tanpa perlu obat penstabil...tapi yah efeknya jadi amnesia gitu. Sedangkan "rekan" yang lainnya masih perlu waktu dengan harus meminum obat penstabil secara berkala. Aaron Cross (Jeremy Renner) adalah "peserta" program rahasia berkode Outcome, pada saat pelatihannya di Alaska ia kehabisan obatnya, sehingga meminta bantuan sesama peserta (Oscar Isaac) namun tiada mendapat, malahan terindikasi bahwa ada pihak yang mengincar nyawanya. Menyadari itu, Cross pun berjuang kembali ke mainland Amerika Serikat demi mendapatkan dosis obatnya sebelum terjadi hal-hal yang tak diinginkan dalam tubuhnya.
Di lain pihak, CIA tengah berusaha menutupi dan "membereskan" program-program gelapnya (yang dijalankan tanpa restu negara) agar tidak terungkap seperti yang terjadi pada Treadstone dan Blackbriar yang telanjur dibongkar di hadapan publik oleh Bourne dan penyelidik CIA, Pam Landy (Joan Allen). Selagi kedua program itu diproses secara hukum, Eric Byer (Edward Norton) yang ditugaskan CIA untuk "ngepel" dan menjaga agar eksposisi ini tidak merambat jauh sampai menjatuhkan reputasi CIA, mensinyalir program Outcome adalah yang paling berisiko untuk terbongkar selanjutnya, sehingga ia pun melancarkan operasi pembersihan seluruh oknum yang terlibat dalam Outcome. Namun mereka gagal menghabisi seorang dokter yang bertugas dalam rekayasa genetika, Dr. Marta Shearing (Rachel Weisz) yang ternyata berhasil ditemui Aaron Cross yang mencarinya demi mendapatkan obat. Sadar bahwa pihak tempat mereka mengabdi malah akan mengakhiri hidup mereka, pelarian Cross dan Shearing pun dimulai.
"Legacy" memiliki makna "warisan", "yang ditinggalkan". The Bourne Legacy bisa jadi bermakna hal-hal yang diwariskan Jason Bourne tanpa melibatkan tokoh itu langsung. Dari dalam plot, Bourne memang telah mewariskan dampak yang membuat CIA ketar-ketir sekaligus berlaku gegabah, dan dari situlah cerita dikembangkan. Demikian juga secara filmis, The Bourne Legacy menggunakan "warisan" elemen-elemen dari trilogi film Bourne sebelumnya namun dipergunakan secara berbeda. Bahwa sebenarnya tidak hanya satu atau dua saja mata-mata super (ini udah ada sejak Identity), tentang motivasi Cross yang serupa dengan Bourne yang hanya ingin to be left alone, motivasi CIA yang intinya ingin jaim dan tidak ingin "dosa"-nya terungkap, dan tentu saja adegan-adegan aksi yang sinting tapi masih grounded. Familiar, tetapi dieksekusi berbeda. Letak bedanya, bagi gw, adalah Legacy seperti berusaha "mempintarkan" seri Bourne. Identity begitu fun, Supremacy begitu mencekam, Ultimatum begitu bikin gemes, tetapi harus diakui ketiganya tidak betitikberat pada bagian konspirasinya, sebuah hal yang kini porsinya ditambah di Legacy ini.
Seandainya kita benar-benar melepaskan "baggage" trilogi Bourne dari film ini (which is impossible), maka banyaknya adegan ngobrol yang intens dan cukup panjang (terutama di paruh awal) tidak akan jadi masalah, toh ini memberi bobot berarti bagi keseluruhan film. Tapi karena film ini bawa nama "Bourne", maka itu bisa jadi terkesan membosankan. Perlu diingat bahwa Tony Gilroy adalah penulis naskah yang cerdas dan kritis (banyak naskah yang dibuatnya mengandung sentilan terhadap pemerintah Amerika Serikat dan kapitalisme, tak terkecuali seri Bourne ini) yang belum lama menjajal profesi sutradara. 2 film sebelumnya, Michael Clayton yang bergenre drama-thriller-konspirasi dan Duplicity yang bergenre komedi-konspirasi adalah film-film yang digarap apik, gw suka keduanya. The Bourne Legacy adalah film ketiganya sebagai sutradara sekaligus pertama kalinya yang mengandung laga. Hasilnya, buat gw, seperti menyaksikan Michael Clayton yang kalem lambat (nggak masalah buat gw karena memang jadi jelas ceritanya) tapi ditambahi adegan-adegan aksi spektakuler ala Bourne (wah ini nggak masalah banget =)). Sayangnya, laju keduanya terasa kurang seimbang setelah disambungkan. Ketika salah satu keunggulan trilogi Bourne terdahulu adalah lajunya yang sangat dinamis baik dari pacing maupun pergerakan kamera, dinamika itu tidak muncul dalam Legacy. Mungkin karena ingin memberi penjelasan sejelas-jelasnya kali ya.
Mengecewakan? Kalau Anda memang berharap terlalu tinggi ya derita loe itu sih =p. Sejak awal, you should've known it's going to be a different movie. Buat gw, Legacy memang tidak bisa disamakan dengan trilogi Bourne, namun Legacy juga bukanlah film yang jelek. Sekali lagi gw tekankan, Legacy bisa jadi pelengkap yang cukup bermanfaat bagi penggemar seri Bourne versi film yang ingin lebih dalam lagi menyelami konspirasi yang menghantui Bourne selama ini. Terlepas dari eksekusinya yang masih kalah asik, ramuan kisahnya terbilang cerdas untuk mengakali bangunan cerita tanpa adanya tokoh Jason Bourne, sekaligus memberi sesuatu yang baru, tidak sekadar niru atau mengulang. Penampilan aktor berkualitasnya pun tidaklah sia-sia. Jeremy Renner semakin unjuk pesonanya sebagai jagoan (dan memang layak), meski kalau dibandingkan dengan penokohan Jason Bourne milik Matt Damon yang vulnerable, Aaron Cross itu agak kurang simpatik ya =P. Rachel Weisz kembali mengingatkan khalayak akan kelasnya dan keayuannya bahkan menjadi aktor dengan akting terbaik di film ini, sedangkan Edward Norton pun nggak jelek-jelek amat. Film ini fine, memperlakukan legacy Bourne dengan hormat. Toh betapapun rendahnya Anda akan menilai film ini, pasti akan memberi ponten bonus sebanyak-banyaknya hanya karena adegan klimaks di jalanan Manila, satu-satunya hal dari Legacy yang layak disejajarkan dengan trilogi Bourne sebelumnya.
My score:
7/10
ADS HERE !!!